Mesjid Azizi,Ikon Wisata Kota Tanjung Pura Langkat


salamsumu.blogspot.com

Taukah anda Mesjid Azizi? Jika anda bertempat tinggal di Kota Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara maka anda tak asing lagi dengan mesjid yang satu ini. Mesjid ini terletak di Jantung Kota Tanjung Pura yaitu di tepi  Jalan  Lintas Sumatera (JALINSUM) Timur yang menghubungkan Kota Medan dengan Kota Banda Aceh.

Mesjid Azizi dibangun pada tahun 1899 masehi dimasa kepemimpinan Sultan Musa Al Muazzamsyah. Ketika proses pembangunan mesjid ini berlangsung Sultan Musa pun wafat, sehingga pembangunan Mesjid Azizi ini sedikit terkendala dan masih semi permanen. Setelah itu pembangunan  dilanjutkan oleh putera beliau yang bernama Sultan Abdul Aziz Djalil Rachmatsyah dan di selesaikan  pada tahun 1902 masehi  menjadi bangunan permanen hingga seperti saat ini. Nama Mesjid Azizi sendiri diambil dari nama Sultan Abdul Aziz.

Arsitektur Mesjid Azizi mirip dengan Mesjid Raya Al Mashun di Kesultanan Deli di Kota Medan. Itu terlihat dari gerbang depan mesjid ini dan juga bentuk kubah nya. Kesan indah juga terlihat dari ukiran-ukiran khas melayu yang dibuat disisi kubah dan bentuk mesjid yang memiliki perpaduan timur tengah dan india.

Pada tanggal 9 mei 2015 tim SaLam Binjai Community pun datang berkunjung untuk melihat keindahan mesjid ini. Berangkat pukul 15.00 wib dari Kota Binjai dan sampai di Mesjid Azizi ini kira-kira pukul 16.00 wib. Di areal Mesjid Azizi ini terdapat makam para Sultan dan Kerabatnya dari Kesultanan Langkat salah satunya adalah Pahlawan Nasional Republik Indonesia Tengku Amir Hamzah. Dan juga terdapat perpustakaan juga galeri tentang Kesultanan Langkat dan Tengku Amir Hamzah.


Dibeberapa kesempatan, di mesjid ini sering mengadakan acara Islami. Diantaranya lomba membaca Al Qur'an, lomba Shalawat Badar/Nasyid dan lain sebagainya. Setiap tahunnya juga di gelar acara untuk memperingati wafatnya Tuan Guru Syeikh Abdul Wahab Rokan di tempat ini. Mesjid Azizi ini juga menjadi lambang kemahsyuran Kesultanan Langkat Kala itu dan menjadi ikon untuk Kota Tanjung Pura saat ini. Nah jika anda akan melewati Kota Tanjung Pura. Maka sempatkanlah berkunjung sejenak ke Mesjid Azizi yang indah ini. Agar kita paham bahwa negeri kita Indonesia memiliki budaya yang beragam yang tak ternilai harganya.

SaLam Lestari...

SaLam Binjai Community (SBC)

Rumah Gerga,Rumah Raja Desa Lingga

Rumah Gerga, Rumah adat Di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara


salamsumu.blogspot.com
Di Sumatera Utara, tepatnya di Kabupaten Tanah Karo terdapat sebuah Desa Budaya yang berama Desa Lingga. Didesa ini masih terdapat Rumah adat Karo yang masih berdiri hingga kini. Rumah adat ini didirikan sekitar tahun 1860 dan berjumlah  5 rumah adat saja. Rumah-rumah ini pun memiliki fungsi masing-masing selain sebagai tempat tinggal. Salah satunya adalah Rumah Gerga, rumah ini pun dijadikan sebagai istana bagi Raja Urung.

Hari sabtu, tanggal 31 Oktober 2015 tim SaLam Binjai Community pun memulai perjalanannya menuju Desa Lingga. Berangkat  pukul 09.00 wib dari Kota Binjai dan sampai di Desa Lingga pukul 12.40 wib. Kami menempuh jalur yaitu Kota Binjai-Diski-Medan Tuntungan-Berastagi-Kaban Jahe-Desa Lingga. Walaupun sempat mencari-cari jalan dahulu di Kaban Jahe, akhirnya kami pun sampai ditempat yang dituju. Disebuah Desa di Kaki Gunung Sinabung yang sejuk dan tenteram.


1. Sambil menunggu exis dulu hehe
2. PARA adalah tempat untuk meletakkan bumbu masakan
3. Berfoto bersama pengurus Rumah Gerga, Bapak Damson Tarigan
4. Rumah Gerga yang memiliki nilai arsitektur tinggi,yang harus dilestarikan

Sampai ditempat tujuan kami mengambil beberapa foto untuk di abadikan sambil mencari orang yang bisa menjelaskan tentang sejarah Rumah Adat Karo ini. Setelah menunggu beberapa menit, munculah seorang bapak dari dalam Rumah Gerga sambil memperhatikan kami. Dan tak lama kemudian kami menghampiri bapak tersebut dan berkenalan. Bapak tersebut bernama Damson Tarigan, beliau adalah pengurus Rumah Gerga ini. Beliau di amanatkan untuk menjaga dan  mengurus Rumah Adat tersebut. 

Sudah sembilan tahun bapak Damson Tarigan menjadi pengurus, dan harus melewati masa-masa sulit. Yaitu ketika Rumah adat ini hampir rubuh namun tidak ada dana bantuan untuk memperbaikinya. Akhirnya sekitar 3 tahun lalu ada bantuan dari World Monuments Funds (WMF) untuk memperbaiki dan memberdayakan  rumah adat ini sebagai sebuah monumen sejarah yang  sangat penting untuk kita ketahui dan lestarikan. Disini   kita bisa menggali ilmu pengetahuan baik di bidang seni dan budaya maupun sejarah.

Arsitektur rumah adat ini pun sudah dirancang untuk tahan dari guncangan gempa. Dibangun tanpa menggunakan paku sedikit pun, Rumah adat ini tetap berdiri kokoh di Kaki Gunung Sinabung yang saat ini pun masih erupsi.

Dari sini kita bisa berfikir, orang yang dahulu membangun rumah ini sudah memikirkan bagaimana membangun sebuah bangunan yang tahan untuk berdiri hingga beratus-ratus tahun. Kini kita bisa menyaksikan hasil jerih payah karya seni yang di buat oleh mereka. Dan patut lah kita bersyukur untuk hal tersebut dalam  menjaga  dan melestarikan monumen bersejarah ini agar jangan sampai punah.

Denah sederhana menuju Rumah Gerga Di Desa Lingga,Tanah Karo

Untuk akses jalan menuju ke Desa Lingga sudah sangat bagus. Biaya masuk ke tempat ini pun tidak ditentukan. Hanya biaya suka rela untuk membantu biaya perawatan Rumah Adat ini agar tetap lestari hingga ke anak cucu kita.Jadi kalau teman-teman berwisata ke Berastagi ataupun ke Kaban Jahe ayo berkunjung  ke Desa Budaya Lingga di Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara.

SaLam Binjai Community